Rabu, 27 Oktober 2010

Internalisasi , Belajar , dan Spesialisasi

    Apa sih internalisasi, belajar, dan spesialisasi ? Mungkin bagi kebanyakan orang tidak mengerti dari ketiga kata tersebut. Saya akan mencoba menjabarkannya ya agar lebih mudah dipahami. Ketiga kata tersebut sebenarnya memiliki definisi yang hampir sama. Proses terjadinya yaitu melalui interaksi sosial. Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang
telah dimiliki oleh seorang individu.
    Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda.
    Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
    Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut. Atas pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih memahami apa itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari pembelajaran tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup bermasyarakat.
    Jadi, kesimpulan dari semuanya adalah, sebagai individu haruslah menaati norma-norma kehidupan yang ada, entah itu norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Apa yang dilakukan seorang individu pastilah melalui proses pembelajaran dan memiliki kemampuan khusus setelah terbiasa dengan pengambilan-pengambilan tindakan.
    Nah, sekarang dudah tahu kan apa itu internalisasi, belajar, dan spesialisasi. So, buat kita makhluk sosial, ayo saling mengharagai suatu perbedaan agar tercipta suasana kehidupan yang damai, tenteram, dan sejahtera . Terima Kasih ^^

Rabu, 20 Oktober 2010

Keluarga Adalah Aspek Terpenting Dalam Kehidupan

    Keluarga adalah elemen terkecil masyarakat yang diharapkan menjadi sumber kebahagiaan dan kesejahteraan. Keluarga juga dapat diartikan sebagai lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatandalam kehidupan individu.
    Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti dan keluarga kerabat sedarah. Keluarga inti didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum menikah. Kalau keluarga kerabat sedarah didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat.
   
Sekarang sudah tahu kan apa itu keluarga, dan lebih spesifiknya akan membahas tentang fungsi keluarga. Keluarga idealnya menjalankan delapan fungsi, namun hal ini sudah mengalami disfungsi.

1.Fungsi Keturunan
    Keluarga yang dibangun melalui lembaga suci pernikahan, bermaksud untuk melahirkan keturunan yang sah. Tapi, saat ini banyak keluarga tidak mampu melaksanakan fungsi ini. Selain faktor takdir Tuhan Yang Maha Esa, gaya hidup tidak sehat juga memicu kegagalan pasangan mendapatkan keturunan. Pada zaman sekarang mungkin, banyak keluarga yang membatasi jumlah keturunan, seperti di Perancis yang kita ketahui adalah negara dimana sebagian besar masyarakatnya sibuk karena berkarir dan enggan memiliki momongan, tapi pemerintah Perancis memberikan sebuah kebijakan dimana jika masyarakatnya memiliki anak akan diberikan dana sebesar seribu USD.

2.Fungsi Ekonomi
    Terbentuknya sebuah keluarga berarti terwujudnya kesatuan dan kemandirian ekonomi. Keluarga mendapatkan harta untuk memenuhi keperluan seluruh anggota keluarga sehingga terbentuknya kesejahteraan. Mungkin fungsi ini sulit dilakukan bagi keluarga jaman sekarang, banyaknya pengangguran dikalangan suami padahal seorang suami adalah seorang pemimipin dalam keluarga. Hal inilah yang memicu terjadinya kejahatan seperti perampokan dan menjadikan faktor ekonomi sebagai alasan ia mencuri.

3.Fungsi Pendidikan
    Keluarga seharusnya menjadi tempat pertama dalam mendidik seorang anak hingga cerdas dan bertakwa. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasikan oleh orangtuanya tentang nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat. Tapi, hampir seluruhnya dialihkan ke sekolah. Dalam keluarga yang sangat sibuk, sulit melaksanakan fungsi ini.

4.Fungsi Sosial
    Anggota keluarga yang berpendidikan menunjukkan sebuah keluarga yang intelektual. Keluarga yang dapat melaksanakan fungsi ini mudah diteliti, seperti anggota keluarga yang saleh dan salehah, berpakaian rapi dan bersih, rumahnya terawat yang mencerminkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Tapi, banyak keluarga tidak peduli antar tetangga, hal ini bisa kita temukan didaerah ibukota dan sekitarnya. Karena keluarga sekarang banyak yang memilih tinggal di apartement-apartement mewah.

5.Fungsi Pelindung
    Keluarga memiliki peran untuk melindungi anggota keluarganya dari ancaman-ancaman. Suami/ayah adalah pembimbing istri dan anak, tak hanya bahaya fisik, tapi juga bahaya kelaparan, oleh karena itu tak boleh ada ayah atau ibu menelantarkan anaknya.

6.Fungsi Rekreatif
    Jadikanlah keluarga sebagai fungsi kebahagiaan yang utama. Karena itu, ciptakanlah tawa canda dan keceriaan dalam keluarga. Tapi, akhir-akhir ini sering kita lihat banyak seorang anak yang tidak betah dirumah dan ini secara tidak langsung menunjukkan tidak ada ketertarikan dan kebahagiaan yang didapat saat dirumah.

7.Fungsi Afektif
    Keluarga adalah tempat dimana terdapat cinta, kasih sayang, dan kepedulian. Biarkan rasa sayang antaranggota keluarga tumbuh. Jaman modern saat ini sudah banyak mengabaikan, karena sibuk dengan karirnya, mungkin seorang ayah lelah seharian bekerja dan akhirnya sampai dirumah langsung istirahat tanpa peduli dengan istri dan anaknya.

8.Fungsi Agama
    Setiap keluarga sudah sepatutnya memberi pengalaman keagamaan pada setiap anggota keluarga. Ayah adalah imam, ayah dan ibu menyampaikan ajaran agama yang dianutnya. Sayang, banyak keluarga yang melupakan aspek agama, padahal agama adalah sesuatu hal yana dapat menuntun kita ke arah yang benar.

    Mungkin fungsi-fungsi keluarga yang saya sebutkan sudah jarang dirasakan karena pesatnya dari laju jaman yang semakin modern dan canggih. Hanya sebatas ini yang dapat saya tulis, kurang lebih dan kesalahan mohon dimaafkan karena setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan kekurangan, dan yang Benar dan Sempurna hanya milik Tuhan YME.
Sekian, Terima Kasih ^_^

Kamis, 14 Oktober 2010

BUDAYA BARAT PENGIKIS BUDAYA LOKAL !

     Dijaman yang sudah modern, sulit rasanya untuk tidak facebook-an, twitter-an, browsing, nge-games, bahkan nge-PUB atau nongkrong atau melakukan hal yang dibilang gaul. Hal yang saya sebutkan diatas rasa nya lumrah untuk dilakukan bagi anak gaul jaman sekarang. Bagi kebanyakan anak muda yang tinggal di daerah perkotaan mungkin sudah tak asing lagi melakukan hal-hal tersebut.
    Mereka (anak gaul) sangat kerasan dengan apa yang mereka lakukan sekarang, meraka juga kurang peduli dengan apa yang terjadi disekitar mereka. Mungkin sebagian dari mereka menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang mungkin kurang berguna dan buang-buang waktu, tapi sebagian dari mereka juga mungkin menganggap kegiatan tersebut adalah sesuatu yang wajib dilakukan setiap hari karena kalau tidak, mereka bisa "mati gaya" dan tidak up-to-date.
    Nah, hal inilah yang dinamakan Budaya Barat. Budaya saat ini menjadi trend-centre bagi kaum muda jaman globalisasi ini. Hal-hal tersebut jelas mengikis prilaku serta tindakan pribadi seorang. Pengaruh budaya barat terus mengikis budaya lokal yang menjadi warisan nenek moyang kita. Nilai budaya tradisional mulai tak dipedulikan lagi seiring derasnya laju budaya modern dalam masyarakat. Kita dapat merasakan kini budaya kita sudah diakui oleh negara lain sekitar Indonesia, apa yang harus kita perbuat ? Tentu tidak cukup dengan berdoa, kita harus berjuang demi nama bangsa untuk budaya Indonesia.
    Kebudayaan barat tidak selamanya positif karena sifatnya yang mengandung kebebasan
dan kesenangan dalam hidup.

Mungkin saya dapat menyebutkan beberapa sifat negatif budaya barat :
  • 1.Pengaruh dari media informasi yang sangat mudah di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 2.Budaya barat yang mengutamakan kebebasan menjadikan alasan beberapa kaum muda untuk  menentukan jati dirinya, sehingga kurang maksimal dan mungkin berada di jalur yang salah.
  • 3.Mengikis ketebalan Iman dan keyakinan yang kita miliki.

Mengatasi kebudayaan barat yang terus menerpa budaya lokal sangatlah mudah apabila kita bangga menjadi diri kita sendiri dan menjadi bagian dari warga negara Indonesia. Oleh karena itu, perlu kesadaran yang tinggi tentang budaya lokal, pengawasan dari orang sekitar dan saling mendukung sesama warga negara Indonesia. ^_^